Panduan Menggunakan Fitur Autoscaling di Cloud Hosting
Pendahuluan
Apa itu fitur autoscaling di cloud hosting?
Fitur autoscaling di cloud hosting adalah kemampuan untuk secara otomatis menyesuaikan kapasitas sumber daya server berdasarkan kebutuhan aplikasi atau situs web Anda. Ini berarti bahwa ketika permintaan terhadap aplikasi meningkat, autoscaling akan secara otomatis menambahkan lebih banyak sumber daya untuk menjaga kinerja yang optimal. Sebaliknya, ketika permintaan menurun, autoscaling akan mengurangi sumber daya yang digunakan untuk menghemat biaya.Dalam lingkungan cloud hosting, autoscaling bekerja dengan memonitor metrik tertentu, seperti penggunaan CPU, memori, atau lalu lintas jaringan. Ketika metrik tersebut melewati ambang batas yang telah ditentukan sebelumnya, autoscaling akan memicu tindakan untuk menambahkan atau menghapus sumber daya sesuai kebutuhan.Misalnya, bayangkan Anda menjalankan toko online yang menerima pesanan secara online. Pada hari-hari biasa, lalu lintas mungkin rendah, dan satu atau dua server mungkin cukup untuk menangani permintaan. Namun, saat ada promosi besar atau periode liburan, lalu lintas tiba-tiba meningkat drastis. Dalam situasi seperti ini, autoscaling akan mendeteksi lonjakan lalu lintas dan secara otomatis menambahkan server tambahan untuk menangani permintaan yang lebih tinggi. Setelah lonjakan lalu lintas berlalu, autoscaling akan mengurangi jumlah server kembali ke tingkat normal untuk menghindari biaya yang tidak perlu.Fitur autoscaling ini memungkinkan Anda untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya server, menghindari pemborosan dan menghemat biaya. Selain itu, dengan skala otomatis, Anda dapat memastikan bahwa aplikasi atau situs web Anda tetap berjalan dengan baik bahkan saat menghadapi lonjakan lalu lintas yang tak terduga.Dalam panduan ini, kami akan memberikan panduan langkah demi langkah tentang cara menggunakan fitur autoscaling di cloud hosting, sehingga Anda dapat mengoptimalkan kinerja dan efisiensi aplikasi Anda serta menghemat biaya yang berlebihan.
Pentingnya fitur autoscaling dalam mengelola sumber daya server.
Mengelola sumber daya server merupakan aspek penting dalam menjalankan aplikasi atau situs web. Keterbatasan sumber daya dapat menjadi kendala yang serius dalam menjaga kinerja yang optimal dan ketersediaan yang tinggi. Inilah mengapa fitur autoscaling di cloud hosting menjadi penting dalam mengelola sumber daya server. Berikut adalah beberapa alasan mengapa fitur autoscaling sangat penting:
1. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya:
Dengan fitur autoscaling, Anda dapat mengalokasikan sumber daya server sesuai dengan permintaan aktual. Ini berarti Anda hanya menggunakan sumber daya yang diperlukan pada setiap saat. Saat permintaan meningkat, autoscaling secara otomatis menambahkan sumber daya tambahan untuk menjaga kinerja yang optimal. Sebaliknya, saat permintaan menurun, sumber daya yang tidak diperlukan dapat dikurangi, menghemat biaya operasional.
2. Meningkatkan kinerja dan ketersediaan:
Autoscaling memungkinkan Anda untuk mengatasi lonjakan lalu lintas yang tak terduga. Ketika ada peningkatan tiba-tiba dalam jumlah pengguna atau permintaan, fitur autoscaling akan secara otomatis menambahkan sumber daya tambahan untuk menangani beban tambahan. Ini membantu menjaga kinerja aplikasi yang baik dan mencegah bottleneck yang dapat menyebabkan penurunan kualitas layanan. Dengan menggunakan autoscaling, Anda dapat memastikan bahwa aplikasi atau situs web Anda tetap responsif dan tersedia bahkan saat lalu lintas tinggi.
3. Mengurangi risiko kegagalan:
Dengan skala otomatis, fitur autoscaling dapat membantu mengurangi risiko kegagalan yang disebabkan oleh kelebihan beban. Jika kapasitas server tidak cukup untuk menangani beban permintaan yang tinggi, performa aplikasi dapat menurun atau bahkan mengalami kegagalan total. Dengan autoscaling, sumber daya akan secara otomatis ditambahkan untuk menangani peningkatan permintaan, mencegah kegagalan sistem dan memastikan ketersediaan aplikasi yang tinggi.
4. Skalabilitas yang mudah:
Autoscaling membuat pengelolaan sumber daya server menjadi lebih mudah. Daripada harus secara manual menambah atau mengurangi sumber daya sesuai dengan perubahan permintaan, fitur autoscaling mengotomatisasi proses ini. Anda dapat menetapkan aturan dan ambang batas yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi Anda, dan autoscaling akan mengurus sisanya. Ini memungkinkan tim pengembang dan operasional untuk fokus pada tugas lain yang lebih strategis daripada mengelola sumber daya secara manual.
5. Fleksibilitas dan skalabilitas:
Dengan fitur autoscaling, Anda memiliki fleksibilitas dan skalabilitas yang lebih besar dalam mengelola infrastruktur Anda. Anda dapat dengan mudah menyesuaikan kapasitas server sesuai dengan perubahan kebutuhan aplikasi. Ini memungkinkan Anda untuk merespons perubahan pasar
Manfaat Autoscaling di Cloud Hosting
Fitur autoscaling di cloud hosting memberikan berbagai manfaat yang signifikan dalam mengelola infrastruktur dan meningkatkan kinerja aplikasi. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari penggunaan fitur autoscaling:
1. Menghemat biaya dengan skala otomatis:
Salah satu manfaat utama dari autoscaling adalah kemampuannya untuk menghemat biaya operasional. Dengan menggunakan fitur autoscaling, Anda hanya menggunakan sumber daya yang diperlukan pada setiap saat. Ketika permintaan meningkat, autoscaling secara otomatis menambahkan sumber daya tambahan untuk menangani beban tersebut. Ini memungkinkan Anda menghindari pemborosan biaya yang terjadi ketika menggunakan sumber daya yang berlebihan saat lalu lintas rendah. Dengan skala otomatis, Anda dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan hanya membayar untuk apa yang Anda gunakan.
2. Meningkatkan kinerja dan ketersediaan aplikasi:
Autoscaling memungkinkan Anda untuk menjaga kinerja aplikasi atau situs web dengan baik bahkan saat menghadapi lonjakan lalu lintas. Dengan menyesuaikan kapasitas sumber daya secara otomatis sesuai dengan permintaan, autoscaling membantu mencegah bottleneck dan menjaga kinerja yang optimal. Hal ini mengurangi risiko penurunan kualitas layanan atau kegagalan sistem saat permintaan meningkat tiba-tiba. Dengan ketersediaan yang tinggi, pengguna dapat mengakses aplikasi atau situs web Anda dengan lancar dan tanpa hambatan.
3. Mengatasi lonjakan lalu lintas tak terduga:
Salah satu tantangan dalam mengelola infrastruktur adalah menghadapi lonjakan lalu lintas yang tak terduga. Misalnya, saat Anda meluncurkan kampanye pemasaran baru atau menerima sorotan media, lalu lintas ke aplikasi atau situs web Anda dapat meningkat secara drastis. Autoscaling memungkinkan Anda untuk secara otomatis menyesuaikan kapasitas sumber daya untuk menangani lonjakan tersebut. Dengan demikian, Anda dapat memastikan bahwa aplikasi tetap responsif dan berkinerja baik bahkan dalam situasi lalu lintas yang tidak terduga.
4. Fleksibilitas dan skalabilitas:
Dalam lingkungan bisnis yang cepat berubah, fleksibilitas dan skalabilitas menjadi penting. Autoscaling memberikan fleksibilitas dalam mengelola kapasitas sumber daya sesuai dengan perubahan permintaan. Anda dapat dengan mudah menambah atau mengurangi sumber daya server sesuai kebutuhan aplikasi Anda. Ini memberikan kemampuan skalabilitas yang tinggi, memungkinkan Anda untuk merespons perubahan pasar dengan cepat dan efisien.
5. Meningkatkan pengalaman pengguna:
Dengan menggunakan fitur autoscaling, Anda dapat memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik. Dengan kinerja yang lebih baik dan ketersediaan yang tinggi, pengguna dapat mengakses aplikasi atau situs web dengan cepat dan tanpa hambatan. Autoscaling membantu mencegah kemungkinan downtime yang dapat mengganggu pengalaman pengguna. Dengan demikian, pengguna akan lebih puas dan cenderung tetap setia pada produk atau layanan Anda.
Memanfaatkan fitur autoscaling di cloud hosting memberikan manfaat yang signifikan dalam mengelola infrastruktur dan meningkatkan kinerja aplikasi. Dengan penggunaan yang tepat, autoscaling dapat membantu Anda menghemat biaya, meningkatkan ketersediaan, dan memberikan pengalaman pengguna yang optimal.
Cara Kerja Autoscaling di Cloud Hosting
Autoscaling di cloud hosting bekerja dengan mengotomatisasi penambahan atau pengurangan sumber daya server berdasarkan aturan dan metrik yang telah ditentukan sebelumnya. Berikut adalah cara kerja umum dari fitur autoscaling di cloud hosting:
Mengidentifikasi ambang batas dan aturan penambahan sumber daya:
Pertama, Anda perlu menentukan ambang batas atau kondisi yang akan memicu penambahan sumber daya server. Ini bisa berupa metrik seperti penggunaan CPU, beban jaringan, atau penggunaan memori. Misalnya, Anda dapat mengatur aturan bahwa jika penggunaan CPU mencapai 80%, maka tambahkan satu instance server tambahan.
Menyusun arsitektur yang cocok untuk autoscaling:
Langkah berikutnya adalah memastikan bahwa arsitektur aplikasi Anda cocok untuk autoscaling. Ini melibatkan memisahkan komponen aplikasi menjadi unit-unit terpisah yang dapat diskalakan secara independen. Misalnya, Anda dapat membagi aplikasi menjadi beberapa server web yang dapat ditambahkan atau dikurangi sesuai dengan permintaan.
Memilih metrik yang relevan untuk scaling otomatis:
Setelah itu, Anda perlu memilih metrik yang relevan untuk mengukur kebutuhan skala otomatis. Metrik ini harus memberikan gambaran yang akurat tentang kinerja aplikasi. Misalnya, jika aplikasi Anda sangat tergantung pada lalu lintas jaringan, metrik yang relevan bisa menjadi jumlah permintaan per detik atau latensi jaringan.
Memilih provider cloud hosting yang mendukung fitur autoscaling:
Sebelum dapat menggunakan autoscaling, Anda perlu memastikan bahwa provider cloud hosting yang Anda gunakan mendukung fitur ini. Beberapa provider cloud hosting seperti Amazon Web Services (AWS), Google Cloud Platform (GCP), atau Microsoft Azure menyediakan layanan autoscaling yang mudah digunakan.
Menyiapkan lingkungan dan konfigurasi autoscaling:
Setelah memilih provider cloud hosting yang sesuai, langkah selanjutnya adalah menyiapkan lingkungan dan melakukan konfigurasi autoscaling. Ini melibatkan membuat grup server yang akan diskalakan dan mengatur aturan dan ambang batas yang diperlukan.
Mengatur aturan autoscaling yang sesuai:
Setelah konfigurasi selesai, Anda perlu mengatur aturan autoscaling yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi Anda. Ini dapat mencakup aturan seperti menambahkan atau menghapus server berdasarkan ambang batas metrik yang telah ditentukan sebelumnya. Anda juga dapat mengatur batasan minimal dan maksimal untuk jumlah server yang dapat diskalakan.
Mengawasi dan mengoptimalkan autoscaling:
Setelah autoscaling diaktifkan, penting untuk terus memantau kinerja aplikasi dan sumber daya server. Anda perlu melacak metrik yang telah Anda pilih untuk autoscaling dan memastikan bahwa aturan yang ditetapkan berfungsi dengan baik. Jika diperlukan, Anda dapat mengoptimalkan ambang batas dan aturan autoscaling untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi.
Langkah-langkah Mengaktifkan Autoscaling di Cloud Hosting
Mengaktifkan fitur autoscaling di cloud hosting membutuhkan beberapa langkah konfigurasi. Berikut adalah langkah-langkah yang perlu Anda ikuti untuk mengaktifkan autoscaling di lingkungan cloud hosting:
Pilih provider cloud hosting yang mendukung fitur autoscaling:
Langkah pertama adalah memilih provider cloud hosting yang menyediakan fitur autoscaling. Beberapa penyedia layanan cloud populer yang mendukung autoscaling termasuk Amazon Web Services (AWS), Google Cloud Platform (GCP), dan Microsoft Azure. Pastikan Anda memilih provider yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi Anda.
Buat grup server:
Setelah memilih provider, Anda perlu membuat grup server yang akan diskalakan secara otomatis. Grup server ini akan menjadi unit yang akan ditambahkan atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, Anda dapat membuat grup server untuk instance VM atau grup mesin yang terkelompokkan.
Konfigurasi aturan autoscaling:
Setelah membuat grup server, Anda perlu mengonfigurasi aturan autoscaling yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi Anda. Ini melibatkan menentukan metrik yang akan digunakan untuk autoscaling, seperti penggunaan CPU, beban jaringan, atau penggunaan memori. Anda juga perlu menentukan ambang batas untuk setiap metrik yang akan memicu tindakan autoscaling.
Tentukan batasan minimal dan maksimal:
Selanjutnya, Anda perlu menentukan batasan minimal dan maksimal untuk jumlah server yang dapat diskalakan. Ini membantu memastikan bahwa autoscaling tetap dalam rentang yang diinginkan. Misalnya, Anda dapat mengatur batasan minimal agar selalu ada setidaknya dua server aktif, dan batasan maksimal agar tidak melebihi sepuluh server.
Konfigurasi tindakan autoscaling:
Setelah menentukan aturan dan batasan, Anda perlu mengkonfigurasi tindakan yang akan diambil saat autoscaling terjadi. Tindakan ini dapat berupa menambahkan atau menghapus server dari grup. Anda juga dapat mengatur konfigurasi tambahan, seperti mengaktifkan load balancer atau menambahkan konfigurasi jaringan yang diperlukan.
Uji dan verifikasi konfigurasi:
Setelah semua konfigurasi selesai, penting untuk menguji dan memverifikasi bahwa autoscaling berfungsi dengan baik. Uji coba dengan lonjakan lalu lintas atau permintaan simulasi dapat membantu memastikan bahwa autoscaling berjalan sesuai yang diharapkan. Periksa juga apakah jumlah server ditambahkan atau dikurangi secara otomatis sesuai dengan aturan dan ambang batas yang telah ditetapkan.
Pantau dan optimalkan autoscaling:
Setelah autoscaling diaktifkan, penting untuk terus memantau kinerja aplikasi dan sumber daya server. Pantau metrik yang telah Anda tentukan untuk autoscaling dan pastikan aturan dan batasan berfungsi dengan baik. Jika diperlukan, lakukan optimisasi dengan menyesuaikan ambang batas atau menambahkan metrik tambahan untuk meningkatkan respons autoscaling.
Pengawasan dan Optimasi Autoscaling
Setelah mengaktifkan fitur autoscaling di cloud hosting, penting untuk terus memantau dan mengoptimalkan proses autoscaling untuk memastikan kinerja yang optimal. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda ambil untuk pengawasan dan optimasi autoscaling:
Pantau metrik kinerja:
Melakukan pemantauan terhadap metrik kinerja yang relevan adalah langkah penting dalam pengawasan autoscaling. Misalnya, Anda dapat memantau penggunaan CPU, beban jaringan, atau penggunaan memori untuk menilai kinerja aplikasi Anda. Gunakan alat pemantauan yang disediakan oleh penyedia cloud hosting atau alat pihak ketiga untuk memantau metrik ini secara real-time.
Analisis pola lalu lintas:
Melakukan analisis pola lalu lintas dapat membantu Anda memahami tren dan pola permintaan yang terjadi pada aplikasi atau situs web Anda. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang perilaku pengguna, Anda dapat mengatur ambang batas dan aturan autoscaling yang lebih efektif. Identifikasi waktu sibuk, lonjakan lalu lintas terjadwal, atau tren musiman dapat membantu Anda mengoptimalkan autoscaling.
Uji coba dan simulasi:
Lakukan uji coba dan simulasi untuk memastikan bahwa autoscaling berfungsi dengan baik. Simulasikan lonjakan lalu lintas atau permintaan menggunakan alat pengujian beban untuk melihat bagaimana autoscaling merespons. Periksa apakah server ditambahkan atau dikurangi sesuai dengan aturan dan batasan yang telah ditetapkan. Jika ada masalah, identifikasi dan perbaiki sebelum situasi lalu lintas yang sebenarnya terjadi.
Optimalkan ambang batas dan aturan:
Evaluasi dan optimalkan ambang batas dan aturan autoscaling secara teratur. Misalnya, jika Anda menemukan bahwa server ditambahkan terlalu sering atau terlalu jarang, sesuaikan ambang batas yang relevan. Juga, pastikan bahwa aturan autoscaling mencerminkan kebutuhan aplikasi Anda saat ini. Dengan mengoptimalkan ambang batas dan aturan, Anda dapat meningkatkan respons dan efisiensi autoscaling.
Gunakan skala otomatis bertahap:
Beberapa provider cloud hosting menyediakan opsi untuk skala otomatis bertahap, di mana sumber daya ditambahkan atau dikurangi secara bertahap daripada secara instan. Menggunakan skala otomatis bertahap dapat membantu menghindari lonjakan drastis yang dapat memengaruhi kinerja aplikasi. Evaluasi dan gunakan fitur ini sesuai kebutuhan aplikasi Anda.
Perhatikan biaya:
Walaupun autoscaling membantu mengoptimalkan penggunaan sumber daya, perhatikan juga biaya yang terkait. Dalam situasi di mana permintaan rendah, pastikan bahwa jumlah server yang aktif tidak berlebihan dan memakan biaya yang tidak perlu. Monitor biaya yang terkait dengan autoscaling dan optimalkan agar sesuai dengan anggaran Anda.
Lakukan evaluasi secara berkala:
Lakukan evaluasi dan tinjauan berkala terhadap autoscaling untuk memastikan bahwa fitur ini tetap relevan dan efektif. Evaluasi ini dapat melibatkan analisis biaya, pemantauan kinerja, dan pembaruan aturan atau ambang batas yang diperlukan. Pastikan bahwa autoscaling terus memberikan manfaat yang diharapkan dan sesuai dengan perkembangan aplikasi Anda.
Keamanan dan Keandalan Autoscaling
Saat menggunakan fitur autoscaling di cloud hosting, penting untuk memperhatikan keamanan dan keandalan dalam menjaga integritas dan ketersediaan aplikasi. Berikut adalah beberapa faktor yang perlu diperhatikan terkait keamanan dan keandalan autoscaling:
Menerapkan kebijakan keamanan untuk instances baru:
Saat autoscaling menambahkan instances server baru, pastikan untuk menerapkan kebijakan keamanan yang sesuai. Ini termasuk mengaktifkan firewalls, memperbarui patch keamanan, mengatur akses kontrol yang tepat, dan menerapkan enkripsi yang diperlukan. Pastikan instances baru yang ditambahkan melalui autoscaling memenuhi standar keamanan yang telah ditetapkan.
Memastikan integritas data saat autoscaling:
Autoscaling dapat melibatkan penambahan atau pengurangan instances server, yang dapat mempengaruhi penyimpanan data. Pastikan bahwa data yang ada tetap aman dan terlindungi selama proses autoscaling. Gunakan penyimpanan yang tahan terhadap kegagalan, replikasi data, atau solusi backup untuk memastikan integritas data saat autoscaling terjadi.
Mencegah masalah keandalan dengan autoscaling:
Meskipun autoscaling dirancang untuk meningkatkan keandalan, ada potensi untuk masalah yang berkaitan dengan inisialisasi instances baru. Pastikan bahwa instances yang ditambahkan melalui autoscaling telah sepenuhnya dikonfigurasi dan siap menerima lalu lintas. Uji ketersediaan aplikasi dan lakukan pengujian pemulihan setelah autoscaling terjadi untuk memastikan bahwa instances baru berfungsi dengan baik.
Gunakan mekanisme auto-recovery:
Beberapa provider cloud hosting menyediakan mekanisme auto-recovery yang otomatis mengganti instances yang rusak atau tidak responsif. Aktifkan fitur ini untuk memastikan keandalan autoscaling. Jika instances mengalami kegagalan atau tidak berfungsi, mekanisme auto-recovery akan menggantinya secara otomatis, sehingga mempertahankan ketersediaan aplikasi.
Lakukan monitoring dan logging:
Terus lakukan pemantauan dan pencatatan (logging) untuk mengidentifikasi masalah keamanan dan keandalan sejak dini. Pemantauan yang efektif memungkinkan Anda untuk mendeteksi anomali, serangan, atau masalah keandalan sebelum mereka berdampak negatif pada aplikasi. Pemantauan juga membantu Anda mengoptimalkan kinerja autoscaling dan mengambil tindakan proaktif jika diperlukan.
Perbarui dan amankan konfigurasi autoscaling:
Pastikan untuk secara berkala memeriksa dan memperbarui konfigurasi autoscaling sesuai dengan standar keamanan dan keandalan yang diperlukan. Tinjau aturan autoscaling, ambang batas, dan konfigurasi lainnya untuk memastikan bahwa mereka tetap relevan dan sesuai dengan kebutuhan aplikasi Anda.
Pertimbangan Lain dalam Menggunakan Fitur Autoscaling
Selain keamanan dan keandalan, terdapat beberapa pertimbangan lain yang perlu diperhatikan saat menggunakan fitur autoscaling di cloud hosting. Pertimbangan ini meliputi:
Dampak pada biaya dan tagihan cloud hosting:
Meskipun autoscaling dapat membantu mengoptimalkan penggunaan sumber daya, perlu diingat bahwa penggunaan sumber daya tambahan juga berarti biaya tambahan. Pastikan untuk memahami model harga dan kebijakan penagihan yang diterapkan oleh penyedia cloud hosting Anda saat menggunakan fitur autoscaling. Pertimbangkan juga strategi penghematan biaya, seperti memanfaatkan periode non-aktif atau menggunakan instance yang hemat biaya saat lalu lintas rendah.
Kompatibilitas dengan aplikasi yang ada:
Saat mengaktifkan fitur autoscaling, penting untuk memastikan bahwa aplikasi Anda kompatibel dengan skala otomatis. Beberapa aplikasi mungkin memerlukan konfigurasi khusus atau penyesuaian agar dapat berfungsi dengan baik dalam lingkungan autoscaling. Lakukan uji coba menyeluruh dan pastikan bahwa aplikasi Anda dapat beradaptasi dengan penambahan atau pengurangan instances secara dinamis.
Peningkatan kompleksitas pengelolaan infrastruktur:
Autoscaling dapat memperkenalkan kompleksitas tambahan dalam pengelolaan infrastruktur. Dengan menambahkan lebih banyak instances yang perlu dipantau dan dikelola, penting untuk memiliki alat dan proses yang sesuai untuk mengelola lingkungan autoscaling. Pertimbangkan penggunaan alat otomatisasi, pemantauan yang efisien, dan strategi manajemen konfigurasi yang baik untuk mengelola kompleksitas tersebut.
Perencanaan kapasitas jangka panjang:
Autoscaling membantu dalam mengatasi lonjakan lalu lintas tak terduga, tetapi tidak menggantikan perencanaan kapasitas jangka panjang yang matang. Penting untuk tetap melakukan perencanaan kapasitas berdasarkan pertumbuhan bisnis yang diantisipasi, tren lalu lintas, dan kebutuhan aplikasi dalam jangka panjang. Autoscaling dapat menjadi solusi sementara, tetapi strategi kapasitas yang holistik tetap diperlukan.
Ketergantungan terhadap penyedia cloud hosting:
Saat menggunakan fitur autoscaling, perlu diingat bahwa Anda menjadi ketergantungan pada penyedia cloud hosting. Pastikan Anda memahami kontrak layanan dan tingkat layanan (SLA) yang disediakan oleh penyedia cloud hosting, termasuk ketersediaan, keandalan, dan waktu respons saat terjadi masalah. Juga, pertimbangkan kemungkinan penguncian vendor yang dapat muncul jika Anda terlalu bergantung pada fitur autoscaling tertentu dari penyedia cloud tertentu.
Kesimpulan